Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi atau dikenal dengan Al-Khawarizmi.
Al-Khawarizmi
yang pertama kali memperkenalkan teori aljabar dan hisab. Nama aljabar
diambil dari bukunya yang terkenal yang berjudul al-Mukhtasar fi Hisab
al-Jabr wal-Muqabalah (Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan).
Dalam bukunya itu diuraikan pengertian-pengertian geometris. Buku itu
diterjemahkan di London pada 1831 oleh F. Rosen, seorang matematikawan
Inggris dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Ali Mustafa
Musyarrafa dan Muhammad Mursi Ahmad, ahli matematika Mesir, pada 1939.
Sebagian
dari karya al-Khawarizmi itu pada abad ke-12 juga diterjemahkan oleh
Robert, matematikawan dari Chester, Inggris, dengan judul Liber Algebras
et Al-mucabola (Buku Aljabar dan Perbandingan), yang kemudian diedit
oleh L.C. Karpinski, seorang matematikawan dari New York, Amerika
Serikat. Gerard dari Cremona (1114–1187) seorang matematikawan Italia,
membuat versi kedua dari buku Liber Algebras dengan judul De Jebra et
Almucabola (Aljabar dan Perbandingan).
Karya-karya Al-Khawarizmi
di bidang matematika banyak mengacu pada tulisan mengenai Aljabar yang
disusun oleh Diophantus (250 SM) dari Yunani. Namun, dalam meneliti
buku-buku aljabar tersebut, Al-Khawarizmi memperbaiki, menjelaskan, dan
mengembangkan beberapa permasalahan yang menurutnya masih kabur.
Selain
itu, Al-Khawarizmi juga menyumbangkan teorema segitiga sama kaki yang
tepat, perhitungan tinggi serta luas segitiga, dan luas jajaran genjang
serta lingkaran. Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat
fungsi sinus, kosinus, dan kotangen, serta konsep diferensiasi. Oleh
karena itulah Al-Khawarizmi juga disebut sebagai Bapak Aljabar.
Al-Khawarizmi
tak hanya dikenal sebagai Bapak Aljabar, tetapi juga penemu angka nol
(0). Ia memperkenalkan angka nol dalam bukunya. Sebelum al-Khawarizmi
memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan abakus, semacam
daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan
seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari
tempat yang telah ditentukan dalam hitungan.
Namun, ilmuwan Barat
tak menyambut dengan baik hitungan seperti itu. Mereka menggunakan
raqam al-binji (daftar angka Arab, termasuk angka nol), hasil penemuan
al-Khawarizmi. Dengan demikian, angka nol baru dikenal dan dipergunakan
orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi.
Selain
ahli di bidang matematika, ia juga dikenal sebagai ahli di bidang
astronomi, geografi, dan musik. Di bawah Khalifah Ma’mun, sebuah tim
astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran
bumi. Buku astronominya yang paling terkenal adalah Kitab Surah al-Ard
(Buku Gambaran Bumi). Buku itu memuat daftar koordinat beberapa kota
penting dan ciri-ciri geografisnya. Di bidang geografi, Al-Khawarizmi
juga pernah memimpin tujuh puluh orang geografer untuk membuat peta
dunia pertama pada tahun 830. Dalam salah satu buku matematikanya, ia
menuliskan pula teori seni musik. Pengaruh buku itu sampai ke Eropa dan
dianggap sebagai perkenalan musik Arab ke dunia Latin.
Al-Khawarizmi
lahir pada tahun 780 M di Khawarizmi, Uzbekistan dan meninggal pada
tahun 846 M di Baghdad. Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh
pekerjaannya antara 813-833. Dia bekerja di Baghdad pada Sekolah
Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma'mun, tempat
ia belajar ilmu alam dan matematika, termasuk mempelajari terjemahan
manuskrip Sanskerta dan Yunani. Sebagian besar hidup Al-Khawarizmi
didedikasikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di Sekolah Kehormatan
yang didirikan Khalifah Al-Ma'mun di Baghdad, Irak.
nice info gan, *salam blogwalking http://andikayuda28.blogspot.com/
BalasHapus