Banyak yang telah dilahirkan oleh peradaban Islam bagi dunia. Hingga
saat ini, manfaatnya masih bisa dirasakan dan terus dilakukan
pengembangan lebih lanjut demi kemudahan. Dan untuk lebih jelasnya mari
kita telusuri beberapa penemuan dari para ilmuwan Muslim tersebut. Di
antaranya:
1. Teori Relativitas Al-Kindi
Teori relativitas
ternyata telah lama dicetuskan oleh ilmuwan Muslim di abad ke 8 Masehi.
Dialah Abu Yusuf bin Ashaq al-Kindi. Ia adalah seorang ilmuwan dan
filsuf Muslim keturunan Yaman dan lahir di Kufah tahun 185 H/796 M.
Ilmuwan yang di kenal sebagai Alkindus di Barat ini menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk relatif dan terbatas. Walaupun semua makhluk
individu tidak terbatas banyaknya, namun waktu, gerak, badan dan ruang
adalah terbatas. Intinya, Al-Kindi hendak menyatakan bahwa “Waktu itu
ada (eksis) karena ada gerak. Gerak itu adak karena badan/tubuh yang
bergerak…. Jika tidak gerak, ada tubuh yang diperlukan untuk bergerak;
jika ada badan, ada gerakan yang dilakukan”. Dengan kata lain, ruang,
waktu, gerakan dan benda itu bersifat relatif satu sama lain dan tidak
dapat berlaku sendiri (independent) atau absolut. Seluruhnya bersifat
relatif terhadap objek-objek lain dan terhadap si pengamat.
Teori
yang di gagas Einstein juga hampir sama. Ia menyatakan bahwa
“Eksistensi-eksistensi dalam dunia ini terbatas, walaupun eksistensi itu
sendiri tidak terbatas”. Tentu saja karena kedua ilmuwan ini hidup dan
berkarya di zaman yang berbeda, maka temuan dari Einstein akan lebih
mendetail dan dijelaskan dengan dukungan penelitian dan pengujian
ilmiah. Bahkan telah terbukti dengan adanya ledakan bom atom di Nagasaki
dan Hiroshima. Namun yang jelas, ternyata teori relativitas yang di
gagas oleh Albert Einstein pada abad ke 20 telah lebih dulu di temukan
oleh ilmuwan Muslim yaitu Abu Yusuf bin Ashaq al-Kindi sekitar seribu
seratus tahun sebelumnya.
Sesungguhnya, konsep tentang
relativitas ruang dan waktu ini sudah tidak asing lagi bagi kalangan
ilmuwan Islam terdahulu. Karena di dalam Al-Qur`an telah disebutkan
berbagai ayat yang mengisyaratkan relatifnya ruang dan waktu, seperti:
“Sesungguhnya sehari disisi Allah adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS. Al-Hajj [22] : 47).
“Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (Urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu” (QS. As-Sajdah [32] : 5)
Jadi, sekarang apakah kita tidak bangga dan termotivasi untuk mengembalikan kejayaan Islam itu.
2. Observatorium buatan Nasir ad-Din at-Tusi (Malagha) dan Ulugh Beg
Menurut
catatan sejarah, observatorium pertama yang di buat manusia adalah yang
di bangun pada zaman Yunani kuno oleh seorang asronom yang bernama
Hipparchus pada tahun 150 SM. Sejak saat itu di seluruh dunia membangun
observatorium hanya mencontoh mentah-mentah bangunan ini hingga
belakangan ilmuwan Islam lah yang mengoreksinya. Tahun 1259 M, Nasir
ad-Din at-Tusi lah yang melakukan hal itu. Ia memimpin beberapa astronom
Muslim untuk membangun sebuah observatorium di Malagha. Observatorium
itu pun dilengkapi dengan perpustakaan yang koleksi bukunya mencapai 400
ribu judul lebih.
Selain itu, sebuah obsernatorium yang
lebih canggih dibangun di Samarkand dengan nama Ulugh Beg. Seorang ahli
astronomi Barat, Kevin Krisciunas dalam tulisannya berjudul The Legacy
of Ulugh Beg mengungkapkan, obserbatorium termegah yang dibangun sarjana
Muslim adalah Ulugh Beg. Observatorium itu di bangun seorang penguasa
keturunan Mongol yang bertahta di Samarkand bernama Muhammad Taragai
Ulugh Beg (1393-1449). Dia adalah pejabat yang menaruh perhatian
terhadap astronomi. Ketertarikannya itu bermula ketika dia mengunjungi
observatorium di Malagha yang di bangun oleh astronom terkemuka, Nasir
ad-Din at-Tusi
Geliat pengkajian astronomi di Samarkand mulai
berlangsung pada tahun 1201 M. Namun aktivitas astronomi yang
sesungguhnya di wilayah kekuasaan Ulugh Beg mulai berlangsung sejak
tahun 1408 M. Sejak saat itu semangat pengkajian astronomi di Samarkand
mencapai puncaknya ketika pejabat dan ahli astronomi itu memerintahkan
membangun sebuah observatorium Ulugh Beg (sesuai dengan namanya) untuk
kepentingan penelitian. Namun sayang, setelah Ulugh Beg meninggal maka
observatorium itu mulai di abaikan hingga akhirnya rusak dan
terbengkalai.
3. Sistem air mancur temuan Banu Musa bersaudara
Dalam
berbagai catatan sejarah, terungkap bahwa umat Islam menjadi umat
pertama yang menggunakan media air dalam rancangan sebuah taman. Di
samping itu, masjid, istana, rumah juga ikut menggunakan media air ini
dalam mempercantik arsitekturnya. Namun sayang hanya sedikit atau bahkan
tidak ada lagi yang pernah mengangkat hal ini, bahwa ilmuwan Muslim lah
yang pertama-tama mengenalkan sistem air mancur.
Banu Musa
bersaudara telah meninggalkan warisan yang berharga bagi umat Islam,
yaitu karya-karya yang terangkum di dalam kitab Al-Hiyal (kitab
perangkat mekanik) yang bermanfaat dalam perkembangan teknik dan
arsitektur Islam. Dalam kitab ini Banu Musa bersaudara membuat rancangan
air mancur dalam berbagai teknik. Prinsip-prinsip geometri dan fisika
telah mereka terapkan dalam pembuatan air mancur dan mereka juga telah
mampu membuat tujuh model rancangan air mancur. Sungguh menakjubkan.
4. Resep pembuatan sabun ala Ar-Razi
Sabun
telah di kenal oleh umat Islam sejak abad ke 9 Masehi. Dikenalkan
pertama kali oleh ilmuwan Muslim yang bernama Ar-Razi atau di Barat
sebagai Razes. Menurut Razi untuk membuat sabun di butuhkan campuran
beragam minyak tumbuhan (diantaranya minyak zaitun) dan mencampurnya
dengan sodium hidroksida serta bahan-bahan aromatik seperti thyme.
Betapa
hebatnya para ilmuwan Muslim terdahulu. Mereka telah benar-benar
menerapkan salah satu sabda Rasulullah SAW bahwa “Kebersihan itu
sebagian dari iman”. Selain Ar-Razi, para ahli kimia Muslim abad
pertengahan juga telah menemukan sabun wangi yang berwarna serta sabun
cair. Bahkan baru-baru ini telah ditemukan sebuah manuskrip dari abas ke
13 yang berisi tata cara pembuatan sabun secara lebih mendetail.
Berikut penjelasannya:
“Sediakan sejumlah minyak wijen, sedikit
potash, alkali dan beberapa jeruk lemon. Kemudian, campur dan rebus
bahan-bahan tersebut. Setelah masak, tuangkan campuran penas tersebut
dalam cetakan lalu biarkan sampai menjadi dingin. Maka jadilah sabun
batangan”
Sungguh mengherankan bila di Eropa pada abad pertengahan
para raja dan kalangan bangsawan masih menggunakan air seni manusia
untuk mencuci baju dan mandi, peradaban Islam telah menikmati sabun
dalam bentuk batangan. Tapi ironisnya, sumbangsih peradaban Islam ini
tidak disebutkan dalam banyak buku sejarah penemuan dunia. Kurun waktu
dari abad ke 1 hingga 15 diloncati begitu saja seolah-olah lima belas
abad itu tidak ada artinya.
6. Sampo buatan Sake Dean Mahomet
Tahukah
Anda siapa yang memperkenalkan pertama kali sampo ke dunia Barat?
Dialah seorang Muslim dari Benggali (India) bernama Sake Dean Mahomet
yang membawa sampo ke daratan Eropa pada tahun 1759. Dia kemudian
memperkenalkan sampo di Inggris dengan membuka “Mahomed`s Indian Vapor
Baths” atau “Pemandian wangi gaya India milik Mahomet” di kawasan
pelabuhan Brighton. Pemandian ini lebih mirip dengan pemandian gaya
Turki atau Turkish Baths dimana ia juga menawarkan pijat terapi kulit
kepala atau champi (mengeramas). Mahomet bahkan kemudian di tunjuk
sebagai seorang ahli bedah khusus menyampo bagi raja George IV dan
William IV.
Sejak saat itu para penata rabut di Inggris kemudian
mulai membuat sampo dengan cara merebuh sabun batangan dengan air matang
yang di bubuhi dengan rempah-rempah untuk membuat rembut berkilau dan
wangi.
***
Tulisan di atas hanya mengulas sedikit dari banyaknya
temuan lain dari para ilmuwan Muslim terdahulu. Sungguh merupakan
kebanggaan bagi penulis saat bisa membagikan informasi ini kepada para
pembaca – khususnya umat Islam – dengan tujuan untuk membuka wacana baru
dan memotivasi diri untuk lebih maju berkarya.
Namun sayang, banyak
yang menduga pada era itu (abad pertengahan) adalah abad yang sia-sia.
Kalau pun menyadarinya itu tidak benar, tidak sedikit yang
menyembunyikan untaian mutiara ilmu pengetahuan itu dari sejarah dunia.
Bahkan yang lebih menyedihkan lagi adalah dari kita sendiri sebagai umat
Islam, kita tidak lagi bangga dengan fitrah diri kita dengan
mengabaikan fakta sejarah ini. Selain itu, kita tidak lagi menjadikan
apa yang dilakukan oleh pendahulu kita sebagai contoh motivasi untuk
lebih maju dan terus berkarya demi mengikuti persaingan dunia. Padahal
kita memiliki modal untuk menjadi kaum yang paling berjaya di seantero
dunia.
Mari dari sekarang kita berniat dan meneguhkan semangat usaha
demi membangkitkan kejayaan umat Islam. Karena hakekatnya itu adalah
wujud nyata dari menegakkan ajaran yang termaktub di dalam agama kita
(Al-Qur`an dan As-Sunnah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
~ Berkomentarlah Dengan Kata-kata Yang Sopan Dan Sesuai Dengan Isi Artikel ~